Mengajar Anak-Anak di Perkampungan
Ryan Sucipto dulunya adalah seorang anak-laki-laki yang begitu tertutup. Dia tidak pernah bergaul selain di sekolah, hal tersebut membuatnya merasa sangat kesepian. Apalagi setelah kedua orangtuanya berpisah.
Pada suatu hari, Ryan pergi ke panti asuhan untuk pertama kalinya. Di sana, dia menemani anak-anak untuk membuat origami dan menyuruh mereka menulis harapannya. Dia merasa tersentuh saat membaca tulisan salah satu anak yang bercita-cita menjadi orang bermanfaat supaya teman-teman yang lain tidak menderita sepertinya. Kata-kata tersebut pun mengubah hidupnya.
Ryan kemudian mewujudkan harapannya dengan mengunjungi sebuah desa di daerah Tangerang dan mengajari anak-anak di sana pelajaran seni pada tahun 2015. Selama empat minggu, dia melakukan hal tersebut sendirian karena belum menemukan orang-orang yang bersedia membantu. Namun semakin lama, banyak teman-temannya yang tergerak untuk membantu.
Pada tahun 2018, komunitasnya yang diberi nama Social Designee ini sudah mempunyai 1.200 relawan dan mengajar pada 18 kampung di wilayah Jabodetabek. Komunitas ini mempunyai fokus untuk mengajari anak-anak tentang seni, seperti menggambar dan mewarnai. Hasil karya anak-anak tersebut nantinya akan dijadikan cover buku atau gantungan kunci untuk dijual. Nantinya, hasil yang diperoleh juga akan digunakan untuk kegiatan komunitas lagi.
Apa yang terlintas di benakmu setelah membaca kisah nyata kehidupan yang inspiratif ini? Kisah tersebut bisa jadi membuat hatimu tergerak untuk membantu sesama, seperti apa yang dilakukan oleh Ryan.
Jika merasa berat bekerja seorang diri, kamu bisa melakukannya bersama dengan teman-teman sehingga menjadi lebih ringan dan menyenangkan. Setelah persiapanmu matang, kamu bisa terjun langsung ke masyarakat untuk membantu mereka. Ryan saja bisa, kamu pasti juga bisa melakukannya.
Komentar
Posting Komentar